Posts

Showing posts from June, 2020
DERAJAT YANG  BARU Allah pada saatnya akan memanggil kita melakukan sesuatu yang besar atau kecil. Hal itu akan membawa kita menuju derajat yang baru. Contoh dari derajat baru itu adalah  pekerjaan baru, relasi  yang baru dalam keluarga, relasi yang baru dengan Allah. Setiap usaha mencapai derajat yang baru, tantangan pertama yang harus kita hadapi  adalah perasaan takut. Kita tidak boleh lari dari apa yang menakutkan kita. Kita harus menghadapinya dengan keberanian. Perasaan takut bagaikan sebuah batu besar yang menjadi penghalang bagi kita untuk menemukan kandungan emas di belakangnya. Ketika kita berani mendakinya, hidup kita akan berubah. Derajat kita semakin tinggi dan besar sebagaimana Allah telah rencanakan bagi kita.  Pada suatu hari ada seorang raja mengumpulkan para pegawainya untuk upacara pemberian penghargaan bagi yang paling berjasa. Semua prajurit yang gagah dan para abdi yang sederhana berkumpul di alun-alun. Semua yang hadir berpikir bahwa salah satu prajurit te
BEPENDIRIAN TEGUH SEPERTI ELANG Burung elang senantiasa terbang sendirian dengan anggunnya menuju langit biru nan indah. Burung elang tidak terbang di dalam kelompok atau kawanan besar seperti angsa. Kekuatannya membuatnya dapat terbang sendirian.          Jika kita ingin menjadi orang-orang beriman yang berjiwakan elang, pada saat tertentu kita juga harus terbang sendirian. Terbang sendirian di sini tidak berarti kita tidak  bisa menjadi teman bagi sesama. Terbang sendirian berarti kita kadang-kadang harus menyendiri atau melepaskan diri dari pengaruh kelompok agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam usaha mencapai derajat yang lebih tinggi daripada orang-orang di sekitar kita.           Orang-orang beriman yang bermentalkan elang sering harus melewati saat-saat sendirian dalam hidup kita. Sendirian ini penting bagi kita agar dapat mengikuti suara hati kita di tengah tekanan sahabat-sahabat kita. Tidaklah mudah bagi kita memiliki sikap yang teguh berhadapan dengan pend
PILIH ELANG ATAU AYAM ?  Banyak di antara kita ini sebenarnya hidup seperti elang, tetapi berjiwa seperti ayam. Elang yang berjiwa seperti ayam akan berlaku seperti ayam. Elang-elang yang berjiwa seperti ayam ini hanya dapat mengepak-ngepakkan sayapnya mengelilingi kandangnya sambil mengeluarkan keributan ketika badai datang. Elang yang berjiwa seperti ayam ini menunjukkan betapa kuatnya pikiran kita. Kita dapat menjadi pribadi seperti apa yang kita pikirkan. Apa yang kita pikirkan dan orang-orang di sekitar kita akan membentuk pribadi kita. Ketika seekor burung berpikir bahwa dirinya adalah ayam, ia akan menjadi penakut dan berteriak-teriak ketika badai datang. Ketika ia berpikir bahwa dirinya adalah elang, ia akan kuat dan berani. Allah telah menciptakan kita sebagai pribadi yang kuat serta pemberani seperti elang dan bukannya sebagai pengecut seperti ayam yang hanya dapat berkoar-koar di dalam kerumunan. Tugas kita adalah menyadari diri kita siapakah kita saat ini,   “elang s
TIDAK AKAN PERNAH  MENYERAH  Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC Seorang peternak ayam mengambil sebuah telur dari sarang seekor elang. Ia kemudian dieramkan pada salah satu dari ayamnya. Peternak tersebut membesarkan burung elang itu dengan penuh kesabaran dan berusaha menjinakkannya. Namun demikian, burung elang itu tidak pernah merasa sama dengan ayam-ayam di kandang tersebut. Elang itu selalu memisahkan diri dari ayam-ayam tersebut. Ia tidak dapat berinteraksi dengan ayam-ayam di sekitarnya.  Ketika elang itu bertumbuh besar, ia menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Walaupun ia tidak pernah mengetahui lingkungan lain, selain kandang ayam itu, ia tidak pernah merasakan bahwa kandang ayam tersebut sebagai rumahnya.  Ia ingin meninggalkan kandang ayam tersebut dan terbang ke langit. Ia telah mencobanya, tetapi peternak tersebut  akhirnya justru mengikat sayapnya agar ia tidak dapat terbang dan meninggalkan kandang ayam itu, Karena elang itu tidak dapat terban