TIDAK AKAN PERNAH  MENYERAH 

Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC

Seorang peternak ayam mengambil sebuah telur dari sarang seekor elang. Ia kemudian dieramkan pada salah satu dari ayamnya. Peternak tersebut membesarkan burung elang itu dengan penuh kesabaran dan berusaha menjinakkannya. Namun demikian, burung elang itu tidak pernah merasa sama dengan ayam-ayam di kandang tersebut. Elang itu selalu memisahkan diri dari ayam-ayam tersebut. Ia tidak dapat berinteraksi dengan ayam-ayam di sekitarnya.
 Ketika elang itu bertumbuh besar, ia menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Walaupun ia tidak pernah mengetahui lingkungan lain, selain kandang ayam itu, ia tidak pernah merasakan bahwa kandang ayam tersebut sebagai rumahnya.  Ia ingin meninggalkan kandang ayam tersebut dan terbang ke langit. Ia telah mencobanya, tetapi peternak tersebut  akhirnya justru mengikat sayapnya agar ia tidak dapat terbang dan meninggalkan kandang ayam itu,
Karena elang itu tidak dapat terbang, ia hanya duduk di kandang ayam tersebut sambal melihat ke langit. Pada suatu hari, badai mulai datang. Semua ayam di sekitarnya ketakutan. Akan tetapi, elang itu menyadari bahwa badai itu sama sekali tidak menakutkannya. 
Pada suatu saat, elang itu mengepakkan sayapnya kuat-kuat sehingga terlepaslah ikatannya. Ia melihat elang besar sedang terbang di atasnya.  Elang yang bertumbuh sebagai ayam tersebut kemudian memandang ayam-ayam yang sedang ketakutan itu. Ia kemudian memandang lagi elang besar yang sedang terbang di atasnya. Ia mendengar suara  elang besar itu memanggilnya. Ia pun menyadari bahwa ia harus keluar dari kandang ayam tersebut. Ia mengepakkan sayapnya dan terbang menuju langit. Dengan jeritan kemenangan dan kebebasan, ia meninggalkan kandang ayam tersebut untuk selama-lamanya.
Ceritera tersebut mengingatkan kita bahwa Allah mempunyai rencana besar dalam kehidupan kita. Kita tidak dapat menghindarinya atau mengabaikannya. Kita harus mencapainya.
Untuk dapat mencapainya, kita harus menghadapi rintangan-rintangan. Rintangan-rintangan itu mungkin orang-orang yang berada di sekitar kita dan tinggal bersama kita. Mereka bisa saja mempengaruhi kita  agar tidak berusaha maju : “Sudahlah…. Tidak usah repot-repot.  Kita sudah nyaman di sini”.. 
Agar kita bisa menjadi besar sebagaimana Allah telah rencanakan,  pertama-tama kita harus memiliki keberanian untuk mematahkan rintangan-rintangan tersebut. Yang kedua adalah kita harus bekerja keras, berani mengambil resiko, meninggalkan zona nyaman, berani tidak dipahami, tidak dimengerti, dikritik, bahkan diadili dalam usaha mencapai kepenuhan rencana Allah bagi kita.
Sebagai kesimpulan : jangan pernah menyerah untuk menjadi besar karena kita diciptakan seperti  elang dan bukannya seperti ayam.

Salam Tangguh


Comments

Popular posts from this blog