PILIH ELANG ATAU AYAM ? 

Banyak di antara kita ini sebenarnya hidup seperti elang, tetapi berjiwa seperti ayam. Elang yang berjiwa seperti ayam akan berlaku seperti ayam. Elang-elang yang berjiwa seperti ayam ini hanya dapat mengepak-ngepakkan sayapnya mengelilingi kandangnya sambil mengeluarkan keributan ketika badai datang. Elang yang berjiwa seperti ayam ini menunjukkan betapa kuatnya pikiran kita. Kita dapat menjadi pribadi seperti apa yang kita pikirkan. Apa yang kita pikirkan dan orang-orang di sekitar kita akan membentuk pribadi kita. Ketika seekor burung berpikir bahwa dirinya adalah ayam, ia akan menjadi penakut dan berteriak-teriak ketika badai datang. Ketika ia berpikir bahwa dirinya adalah elang, ia akan kuat dan berani.
Allah telah menciptakan kita sebagai pribadi yang kuat serta pemberani seperti elang dan bukannya sebagai pengecut seperti ayam yang hanya dapat berkoar-koar di dalam kerumunan. Tugas kita adalah menyadari diri kita siapakah kita saat ini,  “elang sejati atau elang yang berjiwa ayam”.
Menyadari diri kita sendiri adalah penting agar kita dapat menghargai diri kita sendiri. Ketika kita menghargai diri kita sebagai elang, kita harus melepaskan mentalitas ayam dan mengenakan kembali mentalitas elang sebagaimana Allah telah ciptakan. Allah menginginkan kita menjadi orang-orang beriman yang bermentalitaskan elang, yang dapat terbang tinggi, berani, hidup dengan kekuatannya sendiri, hidup dengan damai, dan kuat dalam menerjang badai kehidupan. 
Sebagai kesimpulannya adalah ketika kita memilih menjadi elang yang berjiwa ayam (pengecut), kita  akan mati di dalam ketakutan kita sendiri dan terbunuh oleh koar-koarnya sendiri. Akan terapi, ketika kita memilih menjadi elang sejati (pemberani), kita  akan meninggalkan inspirasi untuk senantiasa berkreasi dan berinovasi dengan kekuatan dan keberanian dari Sang Ilahi. 

Salam Tangguh
Romo Felix Supranto, SS.CC

Comments

Popular posts from this blog