MEMPROGRAM KEMBALI PEMIKIRAN
Kehidupan seorang sahabat saya tiba-tiba hancur lebur. Kehancuran itu terjadi karena orang kepercayaannya telah menipu perusahaannya habis-habisan. Ia yang pernah sangat berhasil kini sangat terpuruk. Ia menanggung banyak hutang. Semua asetnya telah ia jual untuk melunasinya. Karena keterpurukannya itu, tidak ada seorang pun yang mau mendekatinya lagi. Semua temannya meninggalkannya. Karena semua yang terjadi itu, kesehatannya memburuk. Setiap hari ia melamun memikirkan mengapa orang yang ia percayai bisa mengkhianatinya. Selama bertahun-tahun, kehidupannya hampa, tanpa sukacita, dan tanpa gairah. Tuhan tidak membiarkannya jatuh tergeletak sampai tak mampu bangun kembali. Ia mengirimkan sahabat lamanya kepadanya. Sahabatnya itu mengatakan kepadanya : “Mengapa engkau terus memandang hal-hal yang telah hilang dari padamu sehingga engkau mengabaikan apa yang masih ada dalam dirimu”. Nasihat temannya itu ternyata berhasil membuka hatinya. Ia berhasil memprogram kembali pemikirannya sehingga ia berhasil memperoleh kembali sukacitanya. Sukacitanya itu menyembuhkannya dan membuatnya bersemangat untuk berusaha kembali.
Ketika kita berada dalam situasi tersebut, kita hendaknya tidak terus terfokus kepadanya karena akan membuat kita kehilangan peluang. Kita harus bisa keluar dari perangkap mentalitas negatif. Mentalitas negatif tersebut dapat kita kalahkan dengan meningkatkan pengharapan kita. Semakin tinggi pengharapan kita, semakin terkikis mentalitas negatif itu. Ketika kita dapat lolos dari genggaman mentalitas negatif, pemikiran positif akan mengendalikan kehidupan kita. Semakin kuat mentalitas positif kita, semakin kuat iman, pengharapan, dan kemenangan kita. Semakin kuat iman dan pengharapan kita, semakin kita percaya bahwa Tuhan sanggup mengubah kehidupan kita walaupun sedang sangat suram saat ini. Tuhan senantiasa melimpahkan kebajikan bagi yang mengharapkannya.
Tuhan Memberkati
Romo Felix Supranto, SS.CC
Tuhan tdk akan mengubah suatu kaum sebelum ia mengubah dirinya sendiri...mantaf romo
ReplyDelete