DEBAT KUSIR MERUSAK RELASI
Kita pasti pernah melihat sebuah debat kusir. Debat kusir adalah perdebatan yang tidak ada ujungnya karena tidak didasarkan pada landasan rasional. Motivasinya bukan untuk mencari solusi, tetapi karena benci. Debat kusir bukan menghargai perbedaan, tetapi aksi kesombongan diri. Sumber debat kusir adalah perasaan paling benar dan pemaksaan pendapat kepada orang lain.
Debat kusir harus kita hindari karena tidak ada gunanya. Ia hanya memboroskan waktu dan melelahkan. Debat kusir akan merusak relasi karena tidak meninggalkan damai, tetapi justru menciptakan kemarahan. Kemarahan akan mengundang orang untuk saling memfitnah.
Kita hendaknya menghindarinya dengan mengamati apakah perdebatan itu benar atau hanya memancing emosi. Perdebatan yang benar itu menggunakan teknik Eclenchus seperti yang dilakukan Socrates (Filsuf Yunani). Dalam perdebatan ini, kita menyoalkan sesuatu, meminta jawaban, serta siap dibantah dan membantah. Dalam perdebatan ini, kita tidak akan tersinggung dan sakit hati karena memang tidak ingin saling manaklukkan. Tujuan dari debat ini adalah sebuah refleksi, melihat hidup kita sehingga kita berkembang dalam kebijaksanaan. Selain itu, kita harus menyadari bahwa ketika kita berpikir telah mengetahui segala sesuatu, kita sebenarnya tidak mengetahui apapun. Socrates mengatakan : “Satu-satunya kebijaksanaan sejati adalah kita mengetahui bahwa kita tidak mengetahui apa-apa”. Dengan menyadari bahwa kita tidak mengetahui apapun, kita akan terus belajar dan tidak memaksakan pendapat kita. Ketika kita ingin terus belajar, pengetahuan yang lebih besar akan mendatangi kita.
Ketika kita dapat menghindari debat kusir, kita akan menikmati kehidupan yang damai. Kehidupan yang damai akan kita dapatkan ketika kita bisa melepaskan kesombongan dan dapat mengendalikan mulut kita. Kita hendaknya ingat bahwa ketika berpikir bahwa kita benar, kita mungkin salah.
Salam Kebjikasanaan
Terima kasih Romo.
ReplyDeleteMakasih renungan yg menambah pengetahuan iman
ReplyDeleteMantapp Romo
ReplyDeleteBenar sekali Romo. Biarlah mengalir perbuatan, prilaku dan ucapan kita yg baik tentunya yg akan dinilai oleh orang lain.
ReplyDeleteMatur nuwun Romo Berkah Dalem🙏
ReplyDeleteTerima kasih Romo
ReplyDeleteMantap Romo terima kasih penjelasannya GBU
ReplyDeleteTerima kasih Romo
ReplyDeleteTerima kasih romo
ReplyDeleteTrims Rm Felix, super sekali.
ReplyDeleteTerima kasih Romo Renungannya mnguatkan iman kami Amin berkah dalem Gusti
ReplyDeleteMantuuuul Romo, terimakasih
ReplyDeleteTerima kasih Rm. Felix utk saran2nya semoga berguna bagi kita semua. Tuhan memberkati. Amin
ReplyDeleteTerima kasih sharingnya, Romo
ReplyDeleteThanks for sharing Romo FELIX. GBU
ReplyDeleteTerima kasih Romo untuk renungannya🙏
ReplyDeleteMakasih Romo Felix untuk pencerahannya🙏🏻
ReplyDeleteMakasih Romo Felix atas wejangan dan dasar dari kesadaran buat diri saya sendiri romoh mater nuwun Romo Felix 💪💪
ReplyDeleteTerima kasih Romo utk selalu mengingatkan kami
ReplyDeleteBravo rm.GOD bless.
ReplyDeleteBravo rm.GOD bless.
ReplyDeleteMakasi Romo utk renungannya.Tuhan memberkati selalu🙏
ReplyDeleteSalam sehat sejahtera untuk Romo dan kita semua ,terima kasih Romo atas renungannya .
ReplyDeleteTerimakasih Romo Felix untuk permenungan nya.. bener banget :) God bless you
ReplyDeleteBagus banget Romo, terima kasih renungannya.
ReplyDeleteTerima kasih Romo Felix untuk perenungannya. Berkah Dalem 🙏
ReplyDeleteterima kasih renungannya, sehat selalu romo Felix
ReplyDeleteCocok u direnungkan dalam suasana Pilpres
ReplyDeleteTerima kasih Renungan nya Romo
ReplyDeleteCakep....
ReplyDelete