KEKUATAN DARI PIKIRAN

Pada suatu seorang bapak pulang dari kantornya dengan membawa berita buruk. Ia baru saja dipecat dari pekerjaannya. Istrinya tidak terkejut mendengar berita itu karena suaminya sudah empat kali kehilangan pekerjaan selama tujuh tahun. Bapak tersebut terus menerus mengulangi alasannya yang sama, seperti bosnya tidak mengenali kemampuannya dan memperlakukannya secara  tidak adil atau kawan-kawan kerjanya iri hati.  Ia terus menerus menyalahkan orang lain. Baginya orang lain yang selalu salah dan bukannya dirinya.  Akibatnya, ia mudah marah dan terus menggerutu. Karena itu, istrinya diam saja ketika suaminya mengatakan kepadanya  : “Istriku, jangan bersedih. Saya pasti segera mendapatkan pekerjaan lagi”. Istrinya tersebut tahu bahwa suaminya akan mengalami persoalan yang sama kecuali ia bisa berhenti menyalahkan orang lain dan mulai mengubah  pandangannya.

Cerita tersebut mengingatkan kita bahwa kebahagiaan hidup tidak ditentukan oleh keadaan di sekitar kita, tetapi oleh cara pandang kita. Kita mungkin tidak dapat mengubah keadaan yang tidak menyenangkan, tetapi kita dapat mengubah cara pikir kita. Kebahagiaan hidup datang dari pikiran yang positif. Tiada satu pun manusia menyukai situasi yang menyakitkan. Akan tetapi, ketika kita melihatnya dengan cara pandang yang penuh iman dan harapan, kita  akan menyaksikan karya Allah dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita.

Cara pandang kita menentukan kebahagiaan hidup kita. Dengan kata lain, kebahagiaan hidup dimulai dengan sebuah pilihan yang sudah kita pikirkan.  Ketika kita memilih kebahagiaan, kita pun akan merasa bahagia. Pikiran kita memiliki relasi yang kuat dengan perasaan. Jika kita ingin mengalami perasaan yang damai, pikiran kita juga harus dipenuhi dengan hal-hal yang baik. Tidak mungkin sesuatu yang baik muncul dari pikiran yang negatif. Sesuatu yang baik pasti datang dari pikiran yang baik. Pikiran yang baik akan mengubah keadaan yang buruk menjadi baik.

Hidup memang pilihan. Pilihan merupakan tawaran dua hal yang berlawanan. Kehidupan ini menawarkan kepada kita kematian atau keselamatan, berkat atau kutukan, kebaikan atau kejahatan. Menghadapi pilihan yang berbeda tersebut, Allah menghendaki kita memilih kehidupan, berkat, dan kebaikan.

Memilih kebaikan tidak berarti kita diam saja, tanpa usaha untuk mencapainya. Usaha kita itu diarahkan oleh Allah sendiri. Allah tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu tanpa memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat menyelesaikannya. Memulai sesuatu yang baik tidak sesulit menyelesaikannya.

Untuk memilih yang baik, kita jangan sampai membiarkan kekuatan dari luar mengontrol pikiran kita. Sebaliknya, kita harus memberi peranan Allah dalam diri kita untuk mengendalikan pikiran kita. Pikiran yang dikendalikan Allah pasti benar dan baik.

Untuk membentuk pikiran yang baik, kita pasti banyak tantangan. Ketekunan pada waktunya pasti akan menghasilkan pikiran yang baik.   Setiap kesulitan yang kita hadapi pasti mendekatkan kita pada  keberhasilan. Karena itu, pikiran yang baik dimulai dengan sebuah pilihan yang ada dalam pikiran kita. Pilihlah pikiran yang baik, maka kebahagiaan pasti memenuhi kehidupan kita.

Salam Tangguh
Romo Felix Supranto, SS.CC

Comments

Popular posts from this blog