Kelegaan, Kebahagiaan, dan Masa Depan Penuh Berkat Karena Memaafkan


Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC

“Memaafkan Tidak Mengubah Masa Silam, Tetapi Memberikan Masa Depan Yang  Penuh Berkat”

Kehidupan kita terus berputar. Banyak peristiwa ikut mengiringi derap langkah kita. Selain pengalaman yang menggembirakan, tentu banyak peristiwa pahit yang kita alami, seperti caci maki, dihina, dan dikhianati. Luka itu terus membekas dalam perjalanan hidup kita. Luka itu bagaikan kacamata  minus atau plus yang tergores.      
Karena luka itu telah membekas, tidak mudah bagi kita untuk memaafkan.  Namun, kalau kita memilih tetap menyimpan luka itu, kita seperti tetap ingin menggunakan kaca mata “minus atau plus” yang telah tergores.  Hidup menjadi berat. Kita kehilangan konsentrasi, kepala pusing, dan penglihatan menjadi kabur. Artinya,  kalau kita tetap memilih menyimpan luka, kita tidak bisa melihat berkat Allah dan kebaikan sesama.  Semuanya menjadi kabur. Kalau semuanya sudah kabur, kita berkutat dengan pertanyaan-pertanyaan negatif tentang masa lalu “mengapa itu terjadi”.  Membiarkan diri masuk  dalam kubangan lumpur masa lampau berarti kita menyia-nyiakan masa kini dan  menguburkan masa depan.  Pendek kata, dengan menyimpan  kepahitan di masa lampau, kita menyiksa diri kita sendiri, tidak menikmati berkat saat ini, dan membuang  keindahan masa depan.
Untuk dapat mengalami kelegaan di hati kita, kita harus berani memaafkan. Memaafkan bukanlah kelemahan, tetapi sebuah kekuatan. Saya menyukai ajaran  berikut ini :  “Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah”.  Orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya. Pengendalian diri merupakan salah satu dari buah roh (bdk Galatia 5 : 22-23). 
Dengan memaafkan, kita tidak kehilangan apa-apa, tetapi justru mendapatkan banyak kebahagiaan , yaitu :

1.     Mendatangkan sahabat.

Ketika kita melakukan kebaikan  kepada orang-orang yang berbuat jahat, kebajikan kita akan membawa mereka menjadi sahabat dan bahkan saudara kita. Karena itu, Allah meminta kita bersabar di kala marah, bermurah hati ketika diremehkan, dan memaafkan di saat diperlakukan secara jelek. Dengan kata lain, kita harus mengasihi orang-orang  yang berbuat jahat kepada kita : Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5 : 44)

2.     Dimuliakan di hadapan Allah dan manusia.

Orang yang rela memaafkan akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah dan manusia karena ia memiliki kerendahan hati. Allah menyukai orang-orang yang rendah hati. Karena tidak pernah mengingat perlakuan jahat saudara-saudaranya,  Yusuf diangkat menjadi orang penting di Mesir.

3.     Masa depan penuh berkat.

Dengan memaafkan, kita mengalami kelegaan sehingga langkah kita menjadi ringan untuk menuju masa depan yang lebih baik.  Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita memiliki kesempatan untuk memperbaiki masa depan. Kita tidak bisa memperbaiki kaca mata minus atau plus yang telah tergores.  Akan tetapi, kita bisa menggunakan kacamata minus atau plus yang baru sehingga  kita bisa fokus dengan masa depan kita. Bersama Allah, jalan menuju masa depan kita semakin hari semakin terang.

Kelegaan, kebahagiaan, dan masa depan yang penuh berkat  tampak dalam fenomena Idul Fitri. Setelah saling berjabatan tangan untuk saling memaafkan, orang-orang merasakan kelegaan hati sehingga langkah pulang mudiknya terasa ringan walaupun mengalami kemacetan dan  mendapatkan semangat baru untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Itulah kebahagiaan batiniah.
Ada sebuah kesaksian bagaimana memaafkan membuat hidup kita penuh sukacita. Pada suatu hari sepasang suami dan istri bersama putrinya makan di sebuah restoran. Tiba-tiba seorang pelayan yang masih remaja itu menjatuhkan piring sehingga saus ikan tertumpah di atas tas Ibu itu. Ibu itu  merasa sangat marah.  Sebelum Ibu itu sempat mengatakan sesuatu, putrinya berdiri, menghampiri gadis pelayan yang sedang ketakutan itu sambil menepuk pundaknya dan berkata : “Tidak apa-apa mbak”.  Ibu itu terkejut dengan sikap putrinya.  Putrinya itu kemudian bersaksi. Pada waktu itu ia sedang praktek kuliah di sebuah restoran. Ketika sedang mencuci gelas-gelas di dapur, ia tak sengaja memecahkan tumpukan gelas yang mahal. Saat itu ia  seperti sedang berada dalam neraka : “Matilah Aku, bosku pasti akan menghentikan aku”.  Reaksi bosnya tak terduga.  Bosnya menghampirinya dan memeluknya sambil berkata : “Kamu tidak apa-apa kan ?”.  Putrinya itu kemudian menatap ibunya : “Ma, apabila orang bisa memaafkan saya saat saya melakukan kesalahan, apakah mama tidak bisa memaafkan orang lain jika ia melakukan kesalahan yang hampir sama ?” 
Kesaksian itu menyadarkan kita bahwa ada waktunya kita melakukan kesalahan dan dimaafkan dan ada waktunya kita harus memaafkan kesalahan sesama. Pendek kata, ketika kita menyadari bahwa kita bisa melakukan kesalahan, kita akan menjadi lebih bijak untuk bisa memaafkan orang lain. Kasih itu lemah lembut, kasih itu memaafkan, kasih itu tidak pendendam. Karena itu, mari jangan tunda untuk saling memaafkan karena itu akan mendatangkan kebahagiaan dan memberikan masa depan yang indah.

Doa
Ya Allah, berikanlah kekuatan kepada kami 
agar dapat meminta maaf kepada orang-orang yang telah menderita
 karena kesalahan kami. 
Berikanlah juga kekuatan kepada kami 
agar dapat memaafkan orang yang melakukan kesalahan kepada kami. 
Saling memaafkan membuat hati terasa lega, hidup mejadi bahagia, 
dan masa depan penuh berkat,










Comments

  1. Salam kerukunan Mo, mantul

    ReplyDelete
  2. Penguasaan diri mendatangan ketenteraman dalam hidup.
    Jika kita dijudge dengan penilaian negatif jangan marah dan memaki orang lain melainkan introspeksi, benarkah saya seperti itu? Dan harus sadar diri bahwa hidup kita juga diperhatikan oleh orang lain maka orang bisa menilai tindakan dan ucapan kita.
    Jadi jangan kita menyalahkan bahkan memaki melainkan intospeksi.
    Terima kasih Romo Felix atas pencerahannya.
    Salam kerukunan selalu.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog