Bunga Yang Tak Pernah Layu
Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC
“Bunga yang tidak akan layu di bumi hanyalah kebajikan” (William Cowper)
Pada tanggal 03 Juli 2019, saya bertemu dengan seorang ibu. Kami sudah bersahabat sejak beberapa tahun silam. Ibu itu menggendong seorang bayi perempuan yang sangat kecil dan berkacamata. Saya bertanya kepadanya : “Bu, usia bayimu berapa tahun ?” “Bayiku ini usianya 1,5 tahun, Romo”, jawabnya. “Berarti , ibu sedang mengandung pada waktu kita bertemu dua tahun silam”, tanya saya kepadanya. Ibu itu menjawab : “Tidak Romo. Bayi ini berkat dari Allah untuk keluarga saya”. Kemudian ibu tersebut mengisahkan bagaimana ia mendapatkan bayi tersebut. Bayi itu terlahir dengan berkebutuhan khusus, yaitu ada masalah dengan otak sehingga mengganggu perkembangan tubuhnya. Lehernya tidak kuat menopang kepalanya dan matanya bermasalah. Mamanya, yaitu kakak ipar ibu tersebut, meninggal dunia tidak lama setelah melahirkannya. Saudara-saudaranya tidak ada yang sanggup mengasuhnya. Ibu itu tergerak hatinya untuk menjadikan bayi itu sebagai anaknya. Ia mengatakan : “Bayi ini adalah berkat bagi keluarga. Kehadiran bayi ini memperdalam keikhlasan kami. Anak-anak kami juga menyayanginya. Keberadaan bayi ini semakin mempererat keluarga kami. Allah telah memberikan bayi ini kepada kami, Ia pasti menyediakan apa yang bayi ini perlukan”.
Dari pengalaman Ibu itu, kita disadarkan bahwa ukuran kesuksesan dalam kehidupan kita bukan karena kita memiliki banyak harta kekayaan, tetapi seberapa besar kita sudah bermanfaat bagi sesama kita : “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain, mereka senantiasa tersenyum akan kehadiran kita bukan sebaliknya”.Bermanfaat bagi sesama terwujud dalam kebajikan. Kebajikan hanya dapat muncul dari hati yang bersih. Hati yang bersih merupakan kekayaan yang sejati karena di sanalah terpancar kehidupan.
Kebajikan yang kita bagikan tidak akan pernah sia-sia. Kehadiran kita menjadi penghiburan bagi yang mengalami dukacita dan kekuatan bagi yang tertimpa masalah. Kebajikan adalah bunga yang indah yang tidak pernah layu di bumi. Semua manusia merindukan kebajikan. Setelah kita meninggal dunia, kita akan meninggalkan kenang-kenangan terhadap orang yang kita tinggalkan. Kebajikan, yang telah kita tanamkan semasa hidup kita akan menjadi kenangan bagi orang-orang yang kita tinggalkan. Kenangan itu hidup lebih lama daripada masa hidup kita sendiri.
Dengan melakukan kebajikan kepada sesama kita, kebajikan yang sama akan kembali kepada kita juga : “Berilah dan kamu akan diberi .... Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu". Bayangkan ketika kita sedang bercermin. Ketika wajah kita jutek, di dalam cermin akan muncul wajah jutek pula. Ketika kita tersenyum, di dalam cermin akan tampak wajah tersenyum pula.
Kebajikan yang kita terima tidak selalu datang dari orang yang telah mendapatkan kebajikan dari kita, tetapi bisa dari orang lain. Bentuknya tidak senantiasa materi, tetapi terutama adalah kedamaian dan kekuatan iman. Dengan melakukan kebajikan, kita mendapatkan banyak sahabat. Semakin kita bersahabat dengan banyak orang, kita akan menemukan arti hidup yang sebenarnya, yaitu hidup itu memang indah. Orang yang sempit adalah orang yang tidak memiliki sahabat sejati sekalipun.
Doa
Ya Allah,
Ajarilah kami bagaimana mengasihi orang lain
seperti Engkau mengasihi kami,
Ajarilah kami untuk dapat menunjukkan kepada sesama kami kasih sayang-Mu.
Kami mohon kepada kami agar hidup kami dipenuhi dengan kebaikan-Mu.
kebaikan itu tak kan pernah sepanjang k3baikan itu bersemayam dlm nurani yg menerimanya.
ReplyDeletekebaikan itu tak akan pernah sirna sepanjang kebaikan itu bersemayam dlm nuraninya
ReplyDeleteTuhan tahu kapan mengambil d memberi, tak pernah kita kan kekurangan sepanjang kita saling memberi, pemberian Tuhan melebihi apa yg kita sdh berikan kpd sesama, God bless Ibu yg baik hati tsb
ReplyDeleteSetuju bu Maria...
ReplyDeleteTerima kasih atas tulisan reflektifnya Romo....
ReplyDeleteBERSATU KITA TEGUH. BERCERAI KITA RUNTUH MAJU BERSAMA HIDUP RUKUN DAN DAMAI
ReplyDeleteSALAM PEMER1. RM.Felix