Menyembuhkan Dari  Racun Masa Lampau


Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC

“Lebih baik bermimpi tentang masa depan daripada terpenjara dengan masa lampau”

Banyak di antara kita tahu bahwa makanan cepat saji, polusi udara, dan pikiran-pikiran negatif adalah tidak baik bagi kita. Hal-hal tersebut merupakan racun yang dapat menghancurkan tubuh, jiwa, dan roh kita. Karena itu, kita menghindarinya.
Ada racun lain yang menghancurkan kita. Racun itu terletak  di sekitar pikiran kita.  Racun di pikiran kita itu disebut  racun masa lampau. Racun masa lampau adalah kepahitan dan kekecewaan yang kita biarkan bertakhta di dalam pikiran dan hati kita. Racun masa lampau itu menggerogoti kebahagiaan kita dan menghancurkan harapan kita.
Pengalaman-pengalaman pahit di masa lampau itu bisa mengakibatkan kita tidak mudah mempercayai orang lain.  Pengalaman-pengalaman di masa yang  lampau itu membentuk pandangan  kita bahwa orang di sekitar kita itu senantiasa hanya ingin berbuat jahat terhadap kita. Tanpa penyembuhan dari Allah, kita akan terbelenggu dengan perasaan minder, sebagai kelas dua, dan menjadi penakut. 
Sakit hati dan kepahitan  adalah seperti sampah dalam pikiran dan jiwa kita. Semakin lama kita simpan, hal itu semakin busuk dan semakin meracuni seluruh hidup kita.  Hidup kita pun menjadi tidak sedap. Pendek kata, sakit hati dan kepahitan akan membusukkan tulang. 
            Sakit hati dan kepahitan yang kita simpan akan menghambat berkat dan perkembangan kepribadian serta iman kita. Sebagaimana kemalasan adalah ibu dari kemiskinan, maka amarah adalah ibu dari segala kekacauan. Jadi, apabila kita  memilih tetap memeliharanya, kita akan diam di tempat. 
Karena sakit hati dan kepahitan adalah seperti sampah yang beracun, kita harus membakarnya sampai benar-benar hilang dan tidak terlacak lagi. Dengan kata lain, kita harus membuang kepahitan tersebut dari pikiran, hati, dan jiwa kita.
Bagaimana caranya kita dapat menghapus sakit hati,  kepahitan, dan kemarahan ? Memaafkan adalah cara yang ajaib untuk membakar habis semuanya itu. Sifat dendam dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain bukanlah sifat orang yang beriman. Allah menyukai orang-orang yang saling memaafkan dengan sepenuh hati.
Hari Raya Idul Fitri merupakan saat yang tepat untuk saling memaafkan supaya kita kembali ke Fitrah bagaikan kertas putih yang belum tercoret. Saya sangat menyukai suasana Hari Raya Idul Fitri karena  hati terasa damai.  Di mana-mana  ada ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri dan Mohon Maaf Lahir Batin”. Banyak silaturahmi dan saling memaafkan. Begitu banyak orang mudik untuk kembali ke saudara-saudarinya,  berkumpul dan saling mamaafkan. Saya sangat menikmati hal itu karena menyejukkan hati. Inginnya Hari Raya Idul Fitri jangan cepat berlalu karena hari-hari terasa sangat indah.  Hari Raya Idul Fitri adalah saat orang ingin kembali pada kesucian dengan salah satu caranya adalah saling memaafkan. Memang salah satu penghayatan orang-orang beriman adalah saling memaafkan.
Memaafkan tidaklah mudah. Penyertaan Allah akan memampukan kita untuk saling memaafkan.  Penyertaan Allah membuat kita sanggup untuk menghapus sakit hati kita dengan jiwa yang besar terhadap saudara-saudara kita yang telah merugikan kita. 
Untuk dapat memaafkan, kita sendiri harus memeriksa diri dengan jujur apakah kita sedang  memakai kaca mata hitam sehingga semuanya menjadi gelap. Kita harus memohon pertolongan dari Allah agar memampukan kita untuk membuka kacamata hitam kita sehingga semuanya menjadi terang. Ketika mata hati kita sudah terang, kita bisa melihat bahwa semua kejadian, bahkan yang pahit sekalipun senantiasa berada dalam rencana Allah.  Peristiwa pahit itu menjadi sarana bagi Allah untuk menaikkan derajat kita.
Ketika mata hati kita telah terang dengan cara mau saling memafkan dengan tulus, kita akan memiliki sifat  senantiasa bersyukur kepada Allah. Sifat syukur ini yang akan membuat kita melangkah ke depan dengan penuh harapan.
Ada sebuah kesaksian yang indah bagaimana seorang ibu mampu memaafkan ibu metua dan iparnya.  Ibu itu baru saja ditinggalkan suaminya karena meninggal dunia dan anaknya masih kecil. Tidak lama kemudian, Ibu mertua dan iparnya  itu mengambil rumahya yang telah lama ia tinggali bersama suaminya. Ibu itu pun pindah ke rumah lain. Namun, ibu itu tidak memiliki rasa dendam terhadap mereka dan bahkan sama sekali tidak mengingat perbuatan mereka. 
Doa berikut ini dapat menjadi  kekuatan kita agar kita dapat memaafkan  sesama kita sehingga kita bisa membakar habis sampah beracun dalam diri kita.

Ya Allah Yang Maharahim dan penuh pengampunan
Berikanlah kepada kami hati  yang murni,
sehingga dengan tulus ikhlas mau memaafkan sesama kami.
Memaafkan adalah jalan  yang indah
 untuk membersihkan racun-racun kehidupan.
Itulah jalan ketenangan  bagi jiwa kami, 

Comments

Popular posts from this blog