Kedepankan Kasih Sayang
(Bukber Bersama Santri)


Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC

Hari Jumat malam, 25 Mei 2018, saya bersama umat Katolik Paroki Regina Caeli  Pantai Indah Kapuk yang baru saja menerima Sakramen Krisma yang dipimpin oleh  Ibu Suta dan bersama beberapa anggota HAAK Paroki Santa Odilia Citra Raya mengunjungi Pondok Pesantren Daarul Fallahiyah Cisoka - Kabupaten Tangerang. 


Tujuan kedatangan  kami adalah untuk buka bersama dengan para santri di pesantren tersebut. 


Ketika kami tiba, pengasuh pondok pesantren tersebut, yaitu Kyai Haji Mohammad Ardani dan Kyai Haji Ues, yang didampingi Ketua GP Ansor, yaitu Haji Muhidin Kodir, menerima kami dengan ramah


Acara buka puasa ini dimulai dengan sambutan dari Kyai Ardani yang intinya sangat bergembira atas kedatangan kami yang menunjukkan  toleransi. Sambutan kedua dari saya yang intinya adalah kedatangan kami adalah ingin berjumpa dengan para santri yang merupakan calon-calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Ibu Suta menyampaikan hatinya sangat bersukacita karena bisa merajut kasih dengan para santri.




Setelah doa yang dipimpin oleh Kyai Ues, kami bersama-sama makan dengan duduk di atas tikar yang digelar di halaman gedung pesantren. Dalam buka puasa bersama ini, terasa sekali sikap saling melayani.


Saling melayani merupakan ungkapan kasih. Barangsiapa mengasihi, ia mengenal  Allah karena Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kasih sayang itu melahirkan relasi yang baik antar sesama. Relasi yang membaik menciptakan toleransi. 

Tidak mungkin seseorang itu mempunyai hubungan baik dengan Allah kalau tidak mempunyai hubungan baik dengan sesama manusia.

Memang buka puasa ini menjadi kesempatan untuk membangun dan meningkatkan persaudaraan  antar insan apapun agama dan sukunya.


Persaudaraan itu nyata dalam sikap saling menolong, memperhatikan, dan membantu.  

Keakraban itu nampak ketika bersama-sama santri menyanyikan lagu Yaa Lal Wathan (Cinta Tanah Air) dengan penuh semangat dan menggelorakan  yel yel “Pondok Pesantren Daarul Fallahiyah Assalafiyah Yes Yes  Yes Yes okey.”.

Tausiah yang  disampaikan oleh Kyai Ues menutup acara perjumpaan ini. Kyai Ues menyampaikan kepada para santri bahwa kedatangan umat Katolik di pesantren ini menunjukkan sikap toleransi antar umat beragama. Umat muslim tidak dilarang untuk bersahabat  dengan umat yang beda agama. Perbedaan iman ini justru membuat kita saling menyanyangi.

Mari kita junjung tinggi saling menghargai dengan mengedepankan nilai-nilai cinta dalam kehidupan kita sehari-hari.  Jika hal ini kita lakukan,  kita akan menjadi anak bangsa yang membangun tatanan kehidupan kebangsaan yang harmonis dan saling menghargai. 

Jangan lupa melihat video2 berikut ini dan anda akan merasakan keakraban kami dengan para santri. Setelah itu, tolong beri like.




Kita Bhinneka, Kita Indonesia, Salam Kerukunan










Comments

  1. Mangan ora mangan asal ngumpul,
    apapun makanannya asal minumnya teh botol sosro hehe...
    Whoops, apapun makanannya, walau cuma pake sambel terasi istilahnya, asal ngumpul bareng2, jadi terasa nikmat ya Mo, berasa kebersamaan dlm kebhinnekaan..

    Mantabz

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog